Saturday, November 12, 2016

semua hal yang berkaitan dengan kiri dan kanan

Tuhan menciptakan bagian kiri dan kanan tubuh manusia berkapasitas sama, namun dengan keistimewaannya masing-masing. maka, sudah sewajarnya bila tidak ada diskriminasi antara kiri dan kanan. untuk menerbangkan jenis quad ini membutuhkan kinerja dan koordinasi otak kiri-kanan yang seimbang.

arah gerakan quad ini dikendalikan oleh radio transmitter. radio transmitter memiliki dua stik, kiri dan kanan. ada 4 elemen gerakan yang mesti kita kontrol. masing-masing stik mengendalikan 2 elemen gerakan. stik kiri mengontrol throttle dan yaw. sedangkan, stik kanan mengontrol roll dan pitch. karena itu, arah gerakan quad merupakan kombinasi stik kiri dan kanan. sering untuk melakukan sebuah manuver, kedua stik mesti digerakkan pada arah yang berlawanan/berbeda. sehingga, menuntut otak kiri dan kanan bekerja independen dan memberi perintah pada tangan sesuai keinginan.
radio transmitter stick

saya baru beberapa bulan saja menerbangkan quad ini, namun saya merasakan respon dan refleks tangan kiri belum sebaik tangan kanan. ada perbedaan, tangan kiri membutuhkan jeda beberapa detik lebih lambat dibanding tangan kanan yang bergerak tanpa perlu dipikir lagi, otak kanan bekerja lebih keras daripada otak kiri. hal-hal kecil yang menjadi kebiasaan dan kebiasaan menjadikan kemampuan otak kiri-kanan tidak seimbang. memang saya sudah sadar ini cukup lama dan untuk memperbaikinya, menerapkan dalam keseharian selama bekerja, mouse komputer digerakkan tangan kiri dan membalik klik kiri-kanannya.

juga, melalui tulisan ini saya mengkritik dan menentang norma yang beredar selama ini bahwa tangan kanan adalah tangan yang manis. tidak ada yang lebih manis, kedua tangan sama manisnya. 

sekian dan terima kasih.

selamat bereksperimen!

PS: ini murni pendapat saya pribadi, belum ada bukti ilmiah bahwa menerbangkan quad akan memperbaiki koordinasi otak kiri-kanan... hahaha... mari kita buktikan sendiri!

Wednesday, November 2, 2016

sistem fpv: 2. video transmitter (vTx)

video transmitter (vTx) atau pemancar sinyal video, berfungsi memancarkan sinyal video yang diterima dari kamera atau OSD melalui gelombang frekuensi. vTx terukur dengan daya dalam satuan miliWatt (mW) dan frekuensi dalam satuan GigaHertz (GHz). umumnya, vTx bermain di sekitaran 25mW, 200mW, dan 600mW pada frekuensi 1,3GHz atau 5,8GHz. dalam balapan, mereka mengeluarkan peraturan dengan membatasi penggunaan vTx maksimal berdaya 200mW. tujuannya adalah mengurangi interferensi gelombang antar quad apabila menggunakan daya yang terlalu besar. 

kurang lebih begitu bagian pengantarnya, hal-hal sudah berjalan terlalu teknis, kurang mengasyikkan. let's go back to the point where the story begins, which is how to build your own quad. 

pertama, kita masih berkutat dengan tiga kabel, merah hitam kuning di langit yang biru. red goes to positive, black goes to ground, yellow is signal cable and blue is the sky where that is our goal. berikut, diagram sederhana yang jadi menu makanan sehari-hari:
1 - vTx wiring diagram
kedua, vTx bekerja baik pada voltase antara 12-15V walaupun produsen menyatakan bahwa mereka dapat bekerja pada range 7-24V. oleh sebab itu, saya menghubungkan kabel merah pada listrik 12V. kabel hitam bisa kemana aja asalkan itu ground. kabel kuning disambung dengan kabel yang berasal dari kamera atau on-screen display (OSD).

ketiga, bila skema di atas direalisasikan dalam dunia nyata, wujudnya menjadi seperti ini:
2 - vTx wiring
atau contoh lain:
3 - vTx wiring
gambar 2, listrik 12V diambil dari power distribution board (PDB) dengan voltage regulator (VReg.). sedangkan gambar 3, listrik 12V diambil dari flight controller (FC) dengan VReg. jadi, kemungkinan-kemungkinan itu bisa berasal dari mana aja, terserah kita, asalkan bertegangan 12V.

keempat, sebagai penutup, inilah vTx itu sendiri:
4 - vTx
sekian dan terima kasih.

selamat bereksperimen!

atau lanjut ke sistem fpv: 3. antena

sistem fpv: 1. kamera

kamera, suatu komponen utama dalam sistem fpv. kamera yang dimaksud di sini bukan untuk merekam video atau mengabadikan gambar, melainkan menjadi mata kita saat terbang. seperti nonton siaran langsung, mengambil gambar di sana lalu meneruskan ke para penonton di sini. banyak jenis kamera fpv di luar sana, dari dimensi, spesifikasi lensa, sampai spesifikasi sensor. hal ini memberikan keleluasaan pada kita dalam memilih, tergantung rancang bangun quad yang akan dibuat. namun secara umum, mereka bekerja pada voltage range 5-12V, bila baterai kita lebih besar dari itu, maka kita membutuhkan komponen lain, yaitu voltage regulator.

melalui tulisan ini, saya lebih menceritakan bagaimana proses menggabungkan kamera menjadi satu-kesatuan sistem dalam quad kita. apabila para pembaca budiman ingin tahu lebih mengenai tipe-tipe kamera fpv, pengetahuan saya masih terbatas dibanding mbah Google. saya yakin mbah Google sangat mampu memberikan pencerahan... hehehe...

seperti biasa karena sudah jadi langganan, saya tampilkan diagram menjelaskan konsep sederhana agar kamera bisa nyambung ama yang laen. ga mesti saklek harus begini sih susunannya, semua tergantung pada pemilihan komponen, yang penting kabel terhubung sesuai pada tempatnya.
1 - fpv camera wiring diagram

self explanatory, red goes to positive, black goes to ground, yellow is signal cable. jika kamera hanya butuh 5V, lebih baik jangan dihubungkan pada listrik 12V, bila tidak ingin melihat asap putih mengebul di sekeliling kita.

dalam kehidupan nyata, diagram di atas jadi seperti ini:
2 - fpv camera wiring
3 - fpv camera

tanda panah di gambar 2, itulah kabel-kabelnya, merah, hitam, dan kuning. kabel merah, saya ambil suplai 5V dari flight controller (FC), kabel hitam bisa pergi kemana aja, asal tujuannya adalah ground, kabel kuning langsung terhubung dengan video transmitter (vTx). gambar 3 tampak jelas bagaimana kabel-kabel terpasang. sementara, hiraukan board yang menempel di bagian belakang kamera, itu on-screen display (OSD), saya sudah memodifikasi kamera ini.


contoh lain bisa juga seperti berikut, secara konsep tetap sama saja, ga ada perbedaan mencolok:
4 - fpv camera wiring
5 - fpv camera

gambar 5 ini terlihat lebih jelas, bahwa hanya tiga kabel yang keluar dari kamera. semoga cukup terbayang dan menggambarkan bahwa build your own quad, it's not that hard.

selamat bereksperimen!

kembali ke fpv (first person view) drone
atau lanjut ke sistem fpv: 2. video transmitter (vTx)

Sunday, October 30, 2016

fpv (first person view) drone

sekilas pandang mengenai jenis drone ini, ada yang menyebutnya fpv drone, ada juga yang bilang multirotor, quadcopter/quad, atau hanya sekadar fpv. saya sendiri lebih suka menyebutnya quad. namun apapun namanya itu, secara konsep sederhana begini, ibarat mengemudikan mobil dan kita ga perlu berada di dalam mobil. cukup pasang kamera untuk melihat haluan, lalu mengontrol mobil dari jauh. lalu, konsep ini diterapkan pada fpv drone, dan lebih spesifik lagi pada racing drone. racing drone menuntut pilot bertindak instan dan responsif, pilot membutuhkan sudut pandang si drone, karena itu disebut sebagai First Person View. sistem fpv inilah yang menjadi mata kita saat terbang. 

dari namanya sudah bisa ditebak, drone ini terbagi menjadi dua sistem: sistem fpv dan sistem drone itu sendiri. sepintas, bila ingin tahu lebih dalam bisa klik masing-masing komponen.

sistem fpv terdiri atas:
1. kamera
2. video transmitter (vTx)
3. antena
4. lc filter. komponen ini tidak wajib, hanya untuk meningkatkan kualitas gambar.
5. on-screen display (OSD). komponen ini opsional.

sistem drone terdiri atas:
1. frame
2. flight controller (FC)
3. electronic speed controller (ESC)
4. motor
5. power distribution board (PDB)
6. voltage regulator (5V/12V output)
7. radio receiver (Rx) dengan antena
8. last but not least, power source, yaitu baterai


supaya lebih mudah dipahami, saya gambarkan wiring diagram sederhana yang telah berhasil dicoba:



semua komponen di atas tentu dengan spesifikasi masing-masing agar dapat berfungsi normal. nantinya, saya akan coba paparkan komponen-komponen tersebut dalam cerita selanjutnya. 

penggabungan kedua sistem inilah mewujudkan kamera yang bisa terbang dan kita dapat menikmati pemandangan dari angkasa secara langsung.

ini sebuah perkenalan pada fpv drone, sampai jumpa di cerita selanjutnya. 

selamat bereksperimen!

Wednesday, June 15, 2016

mewujudkan mimpi terbang di angkasa

dulu, hanya sebatas khayalan membayangkan kita dapat terbang di angkasa, menikmati pemandangan dari atas seperti seekor burung. namun sekarang, waktu telah berlalu dari jaman batu, teknologi bisa mewujudkan impian itu. saya pun bertanya, "lalu bagaimana cara bila ingin raga tetap di sini, tapi "jiwa"  dapat melayang di atas sana? mengurangi resiko keselamatan, dan pikiran tetap bisa terbang bebas?"

sebuah inovasi muncul, memungkinkan manusia melihat segalanya dari angkasa. sebuah rekayasa yang menggabungkan teknologi drone dan virtual reality. drone berkembang pesat dan meledak ke pasaran belakangan ini. saat ini, orang awam dapat dengan mudah memiliki sebuah drone, tidak terbatas hanya untuk kalangan militer dan penelitian. berbagai macam drone tersedia di pasaran, dari variasi harga sampai kelengkapan fitur. sedangkan, virtual reality sudah lebih dulu terjun ke pasaran dan cukup familiar di khalayak umum. kombinasi keduanya memberikan suatu sensasi pengalaman yang unik.

beberapa pelopor di hobi baru ini menyebutnya sebagai FPV (First Person View) Drone. jenis drone ini baru berkembang 2 tahun belakangan. namun kini, sudah semakin diseriusi dan bahkan telah terbentuk organisasi internasional yang rutin mengadakan balapan jenis drone ini tiap tahun. salah satu yang terbesar dan terkini adalah balapan drone di Dubai, World Drone Prix 2016, yang menghabiskan dana hingga 1 juta USD.

pertama kali, saya mengenalnya dari sebuah artikel di National Geographic. awalnya, untuk memiliki drone ini, kita harus membangun/merakitnya sendiri. akhir-akhir ini, telah tersedia yang siap terbang. namun, bukan di situ letak kesenangannya, yang membedakan dengan drone lain adalah kita harus membangunnya sendiri hingga bisa terbang. sebuah proses yang lengkap dari lembaran kertas kosong hingga menjadi sebuah buku, sudah pasti akan banyak kendala. sampai muncul sebuah slogan, "build, fly, crash, repeat."

perjalanan panjang dari memilih, mencari, membangun, memodifikasi komponen-komponen, hingga menjadi sebuah drone yang siap menjelajah angkasa. sedikit pengetahuan kelistrikan dan ketrampilan menyolder diperlukan, akan tetapi seiring berlalunya waktu, pasti hal-hal itu akan bertambah mahir. jadi dan siap terbang, langkah tidak berhenti sampai di situ. untuk menerbangkannya dengan baik merupakan sebuah proses yang panjang dan berulang-ulang, namun bukan berarti tidak bisa. ini menjadi tantangan tersendiri dan menarik untuk dicoba.

sampai di sini dulu, kita akan bertemu di cerita selanjutnya.

selamat bereksperimen!