dulu,
hanya sebatas khayalan membayangkan kita dapat terbang di angkasa, menikmati
pemandangan dari atas seperti seekor burung. namun sekarang, waktu telah
berlalu dari jaman batu, teknologi bisa mewujudkan impian itu. saya pun
bertanya, "lalu bagaimana cara bila ingin raga tetap di sini, tapi "jiwa" dapat melayang di atas sana? mengurangi resiko keselamatan, dan pikiran
tetap bisa terbang bebas?"
sebuah inovasi muncul, memungkinkan manusia melihat segalanya dari angkasa. sebuah rekayasa yang menggabungkan teknologi drone dan virtual reality. drone berkembang pesat dan meledak ke pasaran belakangan ini. saat ini, orang awam dapat dengan mudah memiliki sebuah drone, tidak terbatas hanya untuk kalangan militer dan penelitian. berbagai macam drone tersedia di pasaran, dari variasi harga sampai kelengkapan fitur. sedangkan, virtual reality sudah lebih dulu terjun ke pasaran dan cukup familiar di khalayak umum. kombinasi keduanya memberikan suatu sensasi pengalaman yang unik.
beberapa pelopor di hobi baru ini menyebutnya sebagai FPV (First Person View) Drone. jenis drone ini baru berkembang 2 tahun belakangan. namun kini, sudah semakin diseriusi dan bahkan telah terbentuk organisasi internasional yang rutin mengadakan balapan jenis drone ini tiap tahun. salah satu yang terbesar dan terkini adalah balapan drone di Dubai, World Drone Prix 2016, yang menghabiskan dana hingga 1 juta USD.
pertama kali, saya mengenalnya dari sebuah artikel di National Geographic. awalnya, untuk memiliki drone ini, kita harus membangun/merakitnya sendiri. akhir-akhir ini, telah tersedia yang siap terbang. namun, bukan di situ letak kesenangannya, yang membedakan dengan drone lain adalah kita harus membangunnya sendiri hingga bisa terbang. sebuah proses yang lengkap dari lembaran kertas kosong hingga menjadi sebuah buku, sudah pasti akan banyak kendala. sampai muncul sebuah slogan, "build, fly, crash, repeat."
perjalanan panjang dari memilih, mencari, membangun, memodifikasi komponen-komponen, hingga menjadi sebuah drone yang siap menjelajah angkasa. sedikit pengetahuan kelistrikan dan ketrampilan menyolder diperlukan, akan tetapi seiring berlalunya waktu, pasti hal-hal itu akan bertambah mahir. jadi dan siap terbang, langkah tidak berhenti sampai di situ. untuk menerbangkannya dengan baik merupakan sebuah proses yang panjang dan berulang-ulang, namun bukan berarti tidak bisa. ini menjadi tantangan tersendiri dan menarik untuk dicoba.
sampai di sini dulu, kita akan bertemu di cerita selanjutnya.
selamat bereksperimen!
sebuah inovasi muncul, memungkinkan manusia melihat segalanya dari angkasa. sebuah rekayasa yang menggabungkan teknologi drone dan virtual reality. drone berkembang pesat dan meledak ke pasaran belakangan ini. saat ini, orang awam dapat dengan mudah memiliki sebuah drone, tidak terbatas hanya untuk kalangan militer dan penelitian. berbagai macam drone tersedia di pasaran, dari variasi harga sampai kelengkapan fitur. sedangkan, virtual reality sudah lebih dulu terjun ke pasaran dan cukup familiar di khalayak umum. kombinasi keduanya memberikan suatu sensasi pengalaman yang unik.
beberapa pelopor di hobi baru ini menyebutnya sebagai FPV (First Person View) Drone. jenis drone ini baru berkembang 2 tahun belakangan. namun kini, sudah semakin diseriusi dan bahkan telah terbentuk organisasi internasional yang rutin mengadakan balapan jenis drone ini tiap tahun. salah satu yang terbesar dan terkini adalah balapan drone di Dubai, World Drone Prix 2016, yang menghabiskan dana hingga 1 juta USD.
pertama kali, saya mengenalnya dari sebuah artikel di National Geographic. awalnya, untuk memiliki drone ini, kita harus membangun/merakitnya sendiri. akhir-akhir ini, telah tersedia yang siap terbang. namun, bukan di situ letak kesenangannya, yang membedakan dengan drone lain adalah kita harus membangunnya sendiri hingga bisa terbang. sebuah proses yang lengkap dari lembaran kertas kosong hingga menjadi sebuah buku, sudah pasti akan banyak kendala. sampai muncul sebuah slogan, "build, fly, crash, repeat."
perjalanan panjang dari memilih, mencari, membangun, memodifikasi komponen-komponen, hingga menjadi sebuah drone yang siap menjelajah angkasa. sedikit pengetahuan kelistrikan dan ketrampilan menyolder diperlukan, akan tetapi seiring berlalunya waktu, pasti hal-hal itu akan bertambah mahir. jadi dan siap terbang, langkah tidak berhenti sampai di situ. untuk menerbangkannya dengan baik merupakan sebuah proses yang panjang dan berulang-ulang, namun bukan berarti tidak bisa. ini menjadi tantangan tersendiri dan menarik untuk dicoba.
sampai di sini dulu, kita akan bertemu di cerita selanjutnya.
selamat bereksperimen!